HUKUM SYARIAT TENTANG INTERAKSI PRIA DAN WANITA

(disampaikan oleh ukhti Iin ummu Zaid, 10 feb 2016)‎

Setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan pastilah membutuhkan interaksi dengan ‎sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Islam telah mengatur interaksi pria dan wanita ‎dimana laki-laki tidak boleh memandang perempuan dengan pandangan yang bersifat sexual ‎demikian pula perempuan harus menghindari dari perbincangan yang mengarah pada exsploitasi ‎sexualitas. Perbincangan mereka hanya perbincangan tugas dan keahlian mereka saja demi ‎mewujudkan kebaikan dan kemajuan. Islam juga telah mengatur pemisahan antara aktivitas laki-‎laki dan perempuan dalam kehidupan umum seperti aktivitas belajar mengajar, perayaan berbagai ‎acara dan ditempat kerja.‎

Read Full Post »

the untold story

 

Kebanyakan kaum muslim saat ini memang sudah tidak lagi mengenal sejarah panjang keemasan Islam. Sejarah kejayaan Islam yang membentang selama 1.300 tahun itu seolah telah sirna dari ingatan mereka. Padahal, dalam sejarah peradaban manusia, belum pernah ada sebuah sistem kehidupan yang mampu bertahan sepanjang kurun itu. Dunia barat banyak menutupi bahkan memanipulasi sejarah peradaban dunia yang sebagian besar dibangun dari peradaban Islam. Berbagai hal didunia ini tak lepas dari penemuan-penemuan yang ditemukan dan di ciptakan oleh banyak ilmuan-ilmuan muslim. Sebut saja berbagai bidang seperti fisika, biologi, matematika, astronomi, astrologi, kedokteran, seni, budaya, musik, ekonomi, sosiologi dan banyak bidang keilmuan yang dibangun oleh ilmuan-ilmuan muslim selama kurang lebih 10 abad lamanya. Dan konsep serta penemuan mereka hingga saat ini masih digunakan bahkan sebagian diklaim sebagai penemuan mereka. Bandingkan dengan sistem demokrasi sekarang, belum mencapai genap 100 tahun sudah melahirkan kehancuran di berbagai aspek. Adapun masa-masa kejayaan dan keemasan peradaban Islam setidaknya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Read Full Post »

Merindukan Negeri Baldatun Thayyibatun wa rabbun ghafur

(Disampaikan oleh ukhti Rusyda ummu madina, 3 february 2016, MTRI)

‎

Pendahuluan

Sebagaimana kita sadari dan ketahui bahwa kenyataan hidup saat ini sangat kacau dan ‎mengkhawatirkan bagi masyarakat ,dilihat dari berbagai sisi kehidupan . ‎
Gaya hidup hedonisme yang materialistis hidup subur saat ini dibawah sistem kufur kapitalisme dalam ‎kungkungan sistem demokrasi yang haram. Selain itu juga hedonisme sudah sangat mengakar dan ‎mendominasi dalam kehidupan masyarakat . Hal ini mengakibatkan dicampakannya nilai-nilai ‎kemanusian demi pencapaian tujuan dan kepuasan nafsu cinta dunia yang tidak terkendali. Dan jelas ‎sistem seperti kapitalisme, sosialisme dan komunisme tidak akan bisa membawa kebahagian dunia dan ‎akhirat. Oleh sebab itu kita perlu kembali kepada sistem ISLAM .‎
Peradaban Islam telah memimpin dunia selama 12 abad lamanya . Dilihat dari segi historisnya ‎peradaban islam merupakan peradaban yang melebihi dari peradaban lain . Dan dengan peradaban ‎islam kita bisa kembali memperoleh model kehidupan yang membawa kebahagiaan dunia dan akhirat ‎karena Islam adalah rahmatan lila’lamin

Read Full Post »

Meraih hidup mapan & barokah dengan syariah

(disampaikan oleh ukhti hazimah ummu fayyaz, 17 februari 2016.MTRI)

 Ingin Hidup Mapan: adalah Fitrah manusia

Semua orang pasti mempunyai keinginan untuk bisa hidup mapan. Keinginan tersebut merupakan perwujudan dari naluri (gharizah) baqa’ yang ada pada diri manusia. Gharizah baqa’ (naluri mempertahankan diri) tersebut, salah satunya adalah kecenderungan untuk menunjukkan eksistensi diri. Baik dengan harta, fisik-kecantikannya, ataupun dengan kepintaran yang dimilikinya, dll.

Gharizah baqa’, merupakan anugrah/ pemberian dari Allah SWT. Jadi sudah menjadi fitrah bagi seseorang, jika ingin hidupnya kaya/ mapan dan berkecukupan. Misalnya ingin punya mobil mewah, dan rumah yang megah. Atau mungkin ada seseorang yang ingin naik kapal pesiar dan bahkan ada yang ingin memiliki perhiasan dari permata/jamrud. Semua keinginan- keinginan tersebut adalah hal yang lumrah dan bukan suatu dosa.

Read Full Post »