Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Januari, 2016

tasyabuh

Buletin An-Nisa Edisi Januari 2016

Merry Christmas dan Happy New Year  adalah ucapan yang tidak asing lagi buat kita dan sering terdengar terutama pada bulan Desember kemarin dan untuk menyambut tahun baru pada bulan Januari. Begitupun ucapan lain seperti Happy Valentine’s day yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari, Mothers Day setiap tanggal 13 May, Fathers Day setiap tanggal 2 September, Halloween (singkatan dari All Hallows’ Evening) day tanggal 31 Oktober, atau perayaan tahun baru Imlek juga telah mulai dianggap sebagai perayaan umum bagi masyarakat dunia.

Masih banyak lagi perayaan- perayaan hari besar dari berbagai budaya maupun agama lain yang turut me-nasional ataupun meng-internasional.

Setiap perayaan memiliki makna dan icon masing- masing. Natal misalnya, diyakini sebagai hari kelahiran Yesus Kristus sebagai (anak) Tuhan dan khas dengan pohon natal dan loncengnya, tahun baru 1 januari merupakan perayaan sukacita yang khas dengan pesta kembang api, makan- minum, bahkan kadang dilengkapi dengan pesta mabuk- mabukan, narkoba dan pesta sex demi memeriahkan malam pergantian tahun.

Valentine adalah hari cinta dan kasih sayang sekaligus peringatan untuk menghormati kematian seorang pendeta Roma yang bernama Valentine karena membela cinta kasih sepasang muda-mudi. Mothers day untuk menghormati Ibu, dimana dalam sejarahnya di Amerika lahir dari pemahaman feminis, Fathers day merupakan pelengkap dari Mothers day, Halloween merupakan perayaan hari kematian untuk memperingati orang- orang suci Christian (saints) atas kepergian mereka ke surga, perayaan ini khas dengan kostum- kostumnya yang seram.

Ironisnya, tidak sedikit umat muslim yang turut serta dan larut dalam berbagai perayaan tersebut. Bentuk partisipasi mereka pun beragam, mulai dari sekedar ucapan selamat, menghadiri atau ikut serta merayakan, sampai datang pada acara religiusnya.

Tidak hanya masyarakat umum, kalangan pejabat pemerintah yang muslim bahkan alim ulama serta keluarganya ada yang turut andil dalam perayaan- perayaan ini atas nama HAM dan toleransi.

Syi’ar dan symbol Keagamaan selain Islam

Sebelum terlanjur ikut- ikutan merayakan hari besar agama atau budaya lain, ada baiknya seorang muslim mengetahui dahulu, di dalam perayaan- perayaan tersebut terdapat kegiatan ritual ibadah agama selain Islam yang menyangkut ibadah.

Contohnya pada perayaan tahun baru Masehi, pada jam 00.00 masyarakat bersuka cita untuk menyambut tahun baru ini diikuti dengan ritual membunyikan lonceng tepat pukul 00.00, meniup terompet dan diakhiri dengan dinyalakannya kembang api.

Tahukah anda bahwa ritual tersebut termasuk ritual ibadah selain islam???
Umat Nasrani menggunakan lonceng untuk memanggil jama’ah ketika akan beribadah. Umat Yahudi memakai terompet untuk memanggil jamaa’ahnya ketika akan beribadah. Dan umat majusi menggunakan api untuk memanggil jamaa’ahnya ketika akan beribadah.

Dan itu sudah merupakan syi’ar dan symbol keagamaan mereka saat merayakan tahun baru. Dan mirisnya umat muslim sekarang ini dengan sukarela “ikut- ikutan” menggunakan symbol- symbol tersebut untuk merayakan tahun baru.

Dari Abu Umair bin Anas dari bibinya yang termasuk shahabiyah anshor, “Nabi memikirkan bagaimana cara mengumpulkan orang untuk salat berjamaah. Ada beberapa orang yang memberikan usulan. Yang pertama mengatakan, ‘Kibarkanlah bendera ketika waktu shalat tiba. Jika orang- orang melihat ada bendera yang berkibar maka mereka akan saling memberitahukan tibanya waktu shalat. Namun Nabi tidak menyetujuinya. Orang kedua mengusulkan agar memakai terompet, Nabi pun tidak setuju, beliau bersabda ” Membunyikan terompet adalah perilaku orang- orang Yahudi”. Orang ketiga mengusulkan untuk membunyikan lonceng. Nabi pun tidak menyetujuinya kemudian bersabda “itu adalah perilaku Nasrani”. Setelah kejadian tersebut, Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbihi pulang dalam kondisi memikirkan yang difikirkan Nabi. Dalam tidurnya, beliau diajari cara beradzan”. (HR. Abu Daud, sahih)

Hukum Ikut Merayakan dan Mengucapkan “Selamat” pada Perayaan Umat lain untuk kaum Muslim.

Ibnu Taimiah, Ibnu Qoyyim dan para pengikutnya seperti Syeikh Ibn Baaz, Syeih Ibnu Utsaimin, berpendapat bahwa mengucapkan selamat terhadap perayaan hari besar umat lain hukumnya adalah haram. Karena perayaan ini adalah syiar- syiar agama mereka. Allah tidak meridhoi adanya kekufuran terhadap hamba- hambaNya.

Sesungguhnya di dalam pengucapan selamat kepada mereka adalah Tasyabbuh (menyerupai) dengan mereka, dan ini di haramkan. Sesuai dengan firman Allah SWT. dalam QS. Ali-Imron ayat 85, “Barang siapa mencari agama selain Islam, maka sekali- kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang- orang yang merugi.”Dan Nabi Muhammad saw .bersabda
“Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).

Diantara bentuk- bentuk tasyabbuh tersebut adalah ikutserta di dalam hari raya mereka dan mentransfer perayaan tersebut kenegeri- negeri Islam.
Begitu pun halnya dengan peringatan dan perayaan tahun baru. Ketika kita ikut mengucapkan “selamat” dan apalagi merayakannya, sama saja kita mendoakan keselamatan atas dewa- dewa sesembahan mereka dan tasyabbuh (menyerupai) kepada kebiasaan mereka yang bertentangan dengan aqidah dan ajaran Islam.

Alasan apapun yang digunakan untuk membenarkan tindakan sebagian kaum muslimin, tidak bisa dijadikan dalil atas kebolehan memberikan selamat, merayakan apalagi menghadiri acara religious umat agama lain. Hal ini dikarenakan Islam tidak mengenal toleransi dalam hal aqidah. Toleransi yang benar adalah membiarkan mereka melakukan apa yang mereka yakini tanpa kita mengganggu dan terlibat di dalamnya, sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Kaafiruun ayat 6, “Untuk mu agamamu, dan untukkulah agamaku.” Bukan toleransi yang ikut- ikutan dan kebablasan atau justru terjebak kearah kekufuran.

Lebih luas lagi, perayaan- perayaan tersebut pada hakikatnya adalah salah satu senjata kafir penjajah imperialis untuk menyerang kaum muslim dengan jalan menyebarkan ideologi sesat yang senantiasa mereka emban yaitu Sekularisme (pemikiran yang memisahkan agama dengan kehidupan), kemudian pluralism (menganggap semua agama sama), hedonism- hedonism (kehidupan hedonis dan serba boleh) dan konsumerisme.Sekaligus event- event akbar yang senantiasa menghiasi perayaan- perayaan tersebut dijadikan alat untuk meraup keuntungan besar bagi kaum capitalist.

Tujuan mereka adalah untuk menjauhkan kaum muslim dari pemikiran ,perasaan dan budaya serta gaya hidup yang islami, mengalihkan perhatian kaum muslim atas penderitaan dan kedzaliman yang terjadi pada diri mereka dan menjadikan Barat sebagai kiblat budaya kaum muslimin khususnya para pemuda. Dengan demikian, kaum muslimin akan terlena dan semakin jauh dari kesadarannya akan kewajiban untuk menerapkan ajaran islam dengan sungguh- sungguh dan keseluruhan, melakukan amar ma’ruf nahi mungkar terhadap pemimpin dan penguasa yang sudah semakin dzalim, dan menjaga serta membantu saudara- saudaranya seaqidah yang hingga saat ini masih didera oleh kelaparan, kemiskinan dan penderitaan.

Dan mereka tidak akan pernah berhenti sampai kaum muslimin benar- benar meninggalkan agamanya dan mengikuti mereka sebagaimana firman Allah SWT  “Dan tidak akan pernah ridho kaum yahudi dan nasrani kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka…” (QS. Al-Baqarah 120).

Khatimah

Selama negeri tempat kita hidup masih menerapkan system kehidupan sekuler, akan terus ada umat yang tergelincir dalam kesesatan dan kebodohan, terperangkap di dalam aneka ucapan selamat dan perayaan agama lain tanpa ada banteng yang melindungi, tertipu oleh gemerlap dan meriahnya perayaan- perayaan mereka, walaupun telah banyak fatwa para ulama.

Itulah realita kaum muslimin saat ini dikarenakan ketiadaan seorang pemimpin yang menjalankan fungsinya sebagai perisai umat, ditambah dengan sebagian ulama yang masih kurang konsisten dalam menegakkan yang haq dan menghancurkan yang bathil.

Semakin memperparah penyimpangan- penyimpangan yang terjadi di tengah- tengah umat. Ingatlah sabda Rasulullah saw.,“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut”. (HR Abu Dawud).

Read Full Post »

(disampaikan oleh Ukhti Leily Ummu Hamzah, 23 desember 2015, MTRI Parry Park)

fdebc952f1a34ed9f52abd7cca67b0f4Muqqadimah

Di akhir Zaman ini di mana musuh Islam (kaum barat) semakin menggencarkan serangan untuk menghancurkan perkembangan agama islam yang pesat diberbagai belahan dunia.

(lebih…)

Read Full Post »

(disampaikan oleh Ukhti Rini Ummu Halimah, 16 desember 2015 MTRI Parry park)

 

30643-bidadaribumiMuqaddimah

Kata malu ini sudah tidak asing lagi bagi kita setiap insan. Terutama sebagai seorang muslim kita harus menanamkan rasa malu didalam diri untuk menjaga keimanan kita, karena di zaman sekarang ini sudah banyak orang-orang di sekitar kita yang hilang sifat malu, baik itu malu pada diri sendiri, malu kepada Allah, dan bahkan malu kepada orang lain.

(lebih…)

Read Full Post »